“Tettttttt” bel sekolah berbunyi. Anak-anak SD Sukamaju
pun satu bersatu menuju kelas masing-masing. Begitu juga dengan Bambang, anak
paling pintar di kelas 6 SD Sukamaju.
Bambang adalah anak yang pintar, sholeh, dan ganteng. Saking
gantengnya, dia sempat di tawarin main di film GGS, Ganteng Ganteng (masih) SD.
Kegantengan Bambang membuatnya di idolai banyak wanita, Anak SD juga sih.
“oke
anak-anak, hari ini kita ulangan matematika” ucap Bu Menik, guru
paling cantik di SD Sukamaju.
“Yaaaaahhhhh
buuuuuu, kok ulangan sih.” Ucap murid SD serentak.
“Besok
aja deh bu ulangannya.” Ucap Siska.
“Bu laper
bu, belum makan 3 hari.” Kata Deni memelas.
“nggak
ada tapi-tapian, pokoknya hari ini ulangan !!!” jawab bu
Menik.
“Lha
emang tadi siapa yang bilang tapi, nggak ada deh” ujar
Bambang.
“Pokoknya
hari ini ulangan, keluarkan kertas dan bolpen kalian. Deni, ini lembar soal,
tolong di bagi ke temen-temen. Sama kotak infaq, di edarin.” Pinta bu
Menik.
“Ini
ulangan apa sholat Jumat sih bu?” tanya Deni penuh kesal.
Semua murid membuka tas masing-masing, ada yang bukanya
ditarik, ada yang bukanya diputar. Mereka mengeluarkan selembar kertas dan
pulpen. Tiba-tiba Bambang nyolek punggung Siska.
“Sis,
minta kertas dong. Kertasku abis.” Pinta Bambang sambil senyum.
“Aku juga
dong Sis.” Pinta teman yang lain sambil menyodorkan tangan.
“Aku juga
dong.” Pinta bu Menik sambil kayang.
“Lha bu
guru minta buat apa?” jawab Siska.
Kertas sudah ditangan, Bambang pun mengambil bolpen. Dia
kaget, “tutup bolpenku tadi mana?”
Dia cari kesana kemari. Di bawah meja, nggak ada. Di dalam
tas, nggak ada. Di lautan cinta yang mendalam, juga nggak ada. “lha dimana tutup bolpenku??????”
Ulangan matematika pun dimulai. Semua murid mengerjakan dengan
sungguh-sungguh. Tapi ada 2 orang yang sedari tadi gelisah. Pertama, si
Bambang. Dia gelisah karena tutup bolpen nggak ada. Serasa ada yang hilang
ketika bolpen nggak ada tutupnya. Mukanya pucat, lembar soal serasa tak bisa
dibaca. Dia baru sadar, lembar soalnya kebalik.
Dan yang kedua, Deni. Dia gelisah karena 3 hari belum makan. “Bu laper bu, belum makan 3 hari.”
Detik berganti menit, menit berganti menit berikutnya dan
Peter Parker berganti jadi Spiderman, di sebuah ruang yang sunyi senyap dengan
36 pasang mata menghadap lembar pertanyaan demi pertanyaan dan 1 pasang mata
mengawasinya, tiba-tiba Deni maju kedepan.
“Weh Den,
sudah selesai? Hebat !!!” puji bu Menik.
“Enggak
bu, mau ijin ke toilet.”
***
Waktu tinggal 5 menit, beberapa siswa sudah selesai
mengerjakan soal. Tapi Bambang, yang paling pinter sekelas, justru masih sibuk
ngerjain soal. Keliatan serius banget. Aneh aja seorang Bambang kok belum
selesai ngerjain soal.
5 menit kemudian, waktu pun habis, semua lembar jawab dan
lembar soal dikumpulkan. Saking semangatnya ngumpulin lembar jawab dan lembar
soal, Deni malah ngumpulin lembaran kisah cinta juga. Bambang pun pasrah
ngumpulin hasil ulangan dia, walau dia merasa belum selesai dan belum percaya
diri akan ulangan tadi.
“Kemana
hilangnya tutup bolpenku? Kemanaaaa? Aku galau tanpamu, tutup bolpen.” Gumam
Bambang.
***
Bu Menik mengoreksi semua hasil ulangan matematika tadi.
Banyak kejutan disana.Bambang, orang paling pintar sekelas mendapat nilai
paling buruk. Deni, orang paling bodoh sekelas, malah bisa mendapat nilai 100.
Satu-satunya nilai 100 di ulangan matematika hari itu. Dan Siska, dia mendapat
kejutan di Untung Beliung Britama.
Sebuah hal yang aneh ketika mengetahui nilai Bambang paling
buruk dan nilai Deni justru paling baik. Ada yang berkomentar bijak, ah ini
roda kehidupan, kadang diatas kadang dibawah. Tapi ada juga yang mikir, jangan-jangan
Deni nyontek. Bahkan Siska, dia nyeletuk,”jangan-jangan
Deni main pellet. Dia pellet bu Menik agar supaya memberikan nilai terbaik buat
Deni.”
“Sis,
bukannya pelet itu huruf L nya cuma satu?” tanya temannya.
“Oh iya
ding, nganu. soalnya di Microsoft Word auto correct ngetik pelet malah
keluarnya pellet. Eh lha kamu kok ngetik L nya huruf kapital?”
***
Bambang masih diam. Mukanya penuh kesal. Rasa kecewa masih
menghampiri karena hilangnya tutup bolpen yang berujung jeleknya nilai ulangan.
Dia sempat menuduh Deni main dukun. Selain itu juga, Deni adalah orang yang
klepto. Dia koleksi barang-barang aneh. Umumnya orang kalau ngoleksi barang,
dia ngoleksi barang-barang macam boneka, kaos bola, hingga kado mantan. Lah
ini, Deni suka banget ngoleksi barang aneh macam botol kecap, sandal bagian
kanan, hingga botol Sprite.
“Jangan-jangan
dia embat juga tutup bolpenku.” Gumam Bambang penuh gelisah.
Rasa penasaran Bambang akan hilangnya tutup bolpen makin
menjadi-jadi. Tiap dia beli bolpen, mesti siang hari dia cek, nggak ada
tutupnya. Beli bolpen lagi, nggak ada tutupnya. Beli tutup bolpen, malah nggak
ada bolpennya.
“Aneh” satu
kata terucap dari mulut Bambang penuh makna.
“Merdeka” satu
kata juga terucap dari mulut pak Soekarno penuh makna, 17 Agustus 1945 dulu.
Sementara itu, Deni makin pintar. Dia selalu mendapat nilai
terbaik tiap ulangan. Hal yang berkebalikan dengan Bambang yang malah nilainya
terus merosot.
Demi mengusir rasa penasaran ini, Bambang berniat menanyakan
langsung ke Deni, apakah dia yang mengambil tutup bolpennya, atau bukan. Di
sebuah siang yang terik, tepat di ujung jalan pulang, Bambang menyegat Deni.
“Deni,
apa kabar?” basa-basi Bambang.
“Baik
Mbang, kamu sendiri, gimana kabar bapakmu?” tanya Deni.
“Baik
Den. Ibumu gimana? Eh kenapa jadi tanya ini. Den, aku mau tanya, akhir-akhir
ini aku curiga padamu. Tiap aku ke sekolah, mesti tutup bolpenku nggak ada.
Terus, kenapa kamu bisa jadi pintar gini? Kamu ke dukun ya? Kamu nyolong tutup
bolpenku ya?”
“Gini
Mbang, aku bisa jadi pintar karena….”
“Ah nggak
ada tapi-tapian !!!”
“Mbang
aku belum jawab pertanyaanmu !!!! lagian sapa juga yang bilang tapi”
“Eh maap”
“Aku bisa
jadi pintar karena…”
“Minum
tolak angin?”
“Diem
dulu bisa nggak sih?”
Misteri hilangnya tutup bolpen makin susah dipecahkan.
“Gini
Mbang, aku pernah dimarahi bapakku karena nilaiku jelek. Dia sempet bilang,
kalau aku nilainya gini-gini terus, biaya sekolahku akan dihentikan. Nggak di
subsidi bapakku.”
“Kan
sekolah pakai dana BOS?”
“Maksudku
uang jajan dan sebangsanya, Mbang. Uang buku juga. Jadi, aku rajin belajar demi
nilaiku baik. Dan kamu lihat sendiri kan hasilnya. Ini semua karena jerih
payahku demi uang jajanku kembali.”
“Oh gitu,
terus, kenapa kamu nyuri tutup bolpenku?”
“Tutup
bolpen? Aku nggak pernah nyuri. Karena dalam agama, mencuri itu dosa.”
“Terus,
kok tutup bolpenku ilang terus?”
“Coba
lihat bolpenmu” tanya Deni.
Bambang pun mengeluarkan bolpennya.
Klik nganu untuk melihat
-MISTERI TERPECAHKAN-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar