"Ayo goyang dumang, biar hati senang,
pikiranpun tenang, galau jadi hilang" begitulah bunyi alarm tetanggaku
berbunyi. Aku bergegas keluar kamar menuju keran yang bisa mengalirkan air
untuk wudhu. Cucuran benda cair nan
dingin, di kala mentari masih malu menampakkan sinarnya ini membuatku terasa segar.
Sholat subuh yang menjadi kewajiban umat muslim pun kutunaikan.
Bukan
tentang sholat subuh yang mau aku bahas. Dulu, di tahun 2012. Agak lupa juga
tanggal dan bulan. salah satu sohibku di SMP, sebut saja Febri. Dia akan
menunaikan sebuah impian yang dia idam-idamkan sejak dalam kandungan, nikah.
Aku juga pengen nikah !!!!!!
Dalam
sebuah resepsi yang penuh sesak akan makanan, minuman, hingga kenangan. Aku
datang bersama kawan-kawan SMP yang 3 tahun tak pernah berganti kelas. Hingar
bingar para tamu yang sedang bersalaman dengan manten, berfoto dengan manten,
minta tanda tangan manten, membuatku merasa senang. Lama tak lihat suasana
seperti ini. Aku mencari tempat duduk untuk menikmati hidangan yang telah
disuguhkan. Aku ingat, aku duduk bersebelahan dengan seorang teman yang KTP nya
bernama Intan Yona, teman sekelasku SMP dulu.
"makin gendut aja, Tan. Hehe"
"kamu juga, Don"
"makin gendut maksutnya?"
"bukan Don. Makin item"
Oh ya,
Intan adalah orang yang dulu terkenal akan gendutnya. Tapi dibalik gendutnya ini,
dia menyimpan banyak kebaikan, di perut gendutnya.
Iseng-iseng
kami saling tanya sekarang kerja apa, kuliah dimana, kapan Indonesia merdeka.
Waktu itu lagi awal-awalnya stand up comedy bergaung. Aku yang emang lagi
digandrungi stand up, ketika ditanya cita-cita mau jadi apa, aku jawab. AKU
PENGEN JADI PENULIS !!!
What???
penulis???
Jujur itu
kali pertama ada orang nanya cita-cita dan aku jawab, AKU PENGEN JADI PENULIS.
Penulis yang seperti Raditya Dika. Yang membuat buku-buku yang bergenre komedi.
Terus apa
hubungannya dengan stand up?
Nah, entah
apa yang ada dalam pikiran yang merajaiku saat itu. Ketika kata terucap dari
mulut yang kotor akan makanan itu keluar, aku membayangkan aku akan membuat
buku semacam kumpulan materi stand up orang lain, tapi buku itu aku atas namakan
aku sendiri sebagai penulis. Njiplak karya orang gitulah. Emang waktu itu aku
belum terlalu paham aturan stand up kalau dalam stand up comedy adalah harus
original. Walaupun itu kutulis dibuku -bukan dibawa dipanggung- tetep aja nggak
original.
Semenjak kejadian
itu, aku tak memikirkan lagi rencana gila jadi penulis. Wong jaman sekolah dulu
nilai bahasa Indonesia cuma 6-7, kok ya pengen jadi penulis. Sekolah aja
jurusan farmasi, nggak ada hubungan sama dunia kepenulisan. Eh tapi kalau
dipikir-pikir ada ding, dunia farmasi itu suka nulis etiket (penandaan) dalam
bungkus obat, yang sering tertulis 3 kali sehari 1 tablet blablabla. Itu yang
nulis anak farmasi. Tapi masa bukuku besok, isinya cuma etiket itu doank?
Idealnya
orang ditanya cita-cita jawabnya mau jadi presiden, dokter, pilot. Bahkan
sepupuku yang masih kecil, dia punya cita-cita jadi manten. Lugu banget. Pas
tak tanya, "mau mantenan sama
siapa?", dia jawab, "sama
penulis."
Hehhh.
***
Hari demi
hari, tahun demi tahun, hingga mantan demi mantan pun berganti. Hingga akhirnya 2014, tahun
dimana Jerman dinobatkan sebagai juara dunia sepakbola dan juga taun dimana
presiden Indonesia berganti, aku mencoba dunia stand up comedy. Dulu 2012 emang
aku sempet pengen stand up, tapi itu hanya angan belaka tanpa tindak untuk
mencobanyanya. baru 21 Maret 2014, aku beranikan diri memulai panggung openmic
stand up. Nggak bisa langsung lucu sih. Tetap dengan rule bahwa stand up itu
pakai materi original, ya hasilnya garing. Tak apalah. tujuanku stand up
sebenernya bukanlah mencari ketenaran seperti kebanyakan orang yang
mengidolakan lolos SUCI. Aku ikut stand up lebih karena suka aja, hobbi. Dan
juga aku pengen punya piagam. Aku tak punya satupun piagam dirumah. Emang aku
bukan orang yang berprestasi sih. Sapa tau dari stand up bisa dapet piala. Itu
tujuanku. Kalau masuk SUCI, ah nggak mungkin. kebanyakan orang bisa masuk SUCI
karena pengalaman mereka udah tahunan. Aku aja baru mau nyoba taun itu. Toh
ijin kerja juga sepertinya nggak bakal turun kalaupun lolos. Tak ulangi ya,
kalau lolos.
Singkat
cerita akhirnya piala kudapatkan di bulan Oktober dan November. Walau masih
kelas lokal, lumayan lah.
***
Oh ya tadi
bahas buku ya. Jani begidi, di bulan Agustus, aku dan sohibku di Stand Up Indo Purworejo diundang buat jadi pengisi acara di acara "an accoustic with
Sheila Gank Purworejo". Inget banget, waktu itu malam minggu tanggal 20
September 2014. Acara yang sedikit bikin jengkel, karena aku salah pakai mic.
Aku pakai mic backing vocal, yang tentunya bersuara tak sebagus mic vocal.
Untung materiku stand up sukses memancing tawa. Kebetulan banyak penonton yang
udah kenal aku sih. Seperti pepatah, "tak kenal maka tak lucu".
untung banyak yang kenal. Lucu deh :)
Sepulang
dari acara itu, aku, Josep, mas Subur, Gio, dan Gesang menyempatkan diri untuk
mampir ke sebuah warung kecil dengan menu khas nasi kucing. Di pojokan alun-alun
Purworejo ini kami mengobrol panjang lebar tinggi keliling luas tentang acara
tadi dan juga tentang stand up. Salah satu obrolan yang aku suka adalah dari
seorang Josep, baru kali ini ketemu orang ini tapi paham stand up bahkan lebih
paham dari aku. Dia juga cerita, banyak yang stand up terus bikin buku. Ada
Fico, Kemal, Anang Batas, dll. Aku terbayang sebuah ide, "KENAPA NGGAK
NYOBA BIKIN BUKU? ASIK TUH."
Tiba2
Josep ngomong, "mas, mbayangin
tulisannya nggak usah di capslock gitu."
Basic
penulis nggak ada. Kumpulan materi dalam buku belum ada. Judul belum ada.
Bayangan arah buku juga belum ada. Bahkan pacar belum ada. Tapi kudu bisa bikin
buku.
Malam itu
juga, malam dimana lonceng berbunyi dan hari berganti serta kalender
menunjukkan 21 September 2014, aku niatkan, “aku mau bikin buku.”
Temenku,
Josef, lagi-lagi bilang ke aku, “mas, tumben
nggak di capslock lagi.”
***
21
September 2014, beberapa tulisan yang dulu pernah kubuat, kucoba kelompokkan
menjadi sebuah kesatuan yang kokoh seperti semen Holcim. Targetku waktu itu
adalah Desember awal kudu kelar. Akhirnya dengan kesibukan dan beberapa hal,
bukuku baru kelar di januari akhir.
Banyak
halang rintang menghampiri menuju sebuah target kelarnya buku. Kadang semangat
yang naik turun seperti kurs Rupiah, ide nggak muncul, hingga sepupuku yang
terus mengangguku dengan ngomong, "aku
pengen jadi manten". KAPAN KELAR INI???
Sepupuku
malah ngomel, "mas, mbayangin
tulisannya nggak usah di capslock gitu."
Terus?
judulnya apa?
Iya ya,
bikin buku kok nggak ada judulnya. Sempet ngobrol sama staf bupati Kulonprogo,
dia nyaranin judulnya “Mr.Bean dari Kulonprogo”. Ada juga temen nyaranin,
karena aku orangnya telatan dan bikin lama nunggu, maka dari itu judulnya
“Mr.Bean dari Tadi”. Bahkan ada juga mantanku yang lagi kangen, nyaranin judul
“Mr.Bean dari Mata Turun ke Hati”.
Waktu itu
banyak yang bilang mukaku mirip Mr.Bean dan juga orang Arab. Akhirnya bukuku
kuberi judul, “Mr.Bean dari Arab” :)
***
Alhamdulillah
buku Mr.Bean dari Arab kelar juga. Selamat membaca bagi para pembaca yang
budiman. Jangan lupa buat yang udah baca, kasih testimoni tentang bukuku ya.
Foto sama bukuku juga boleh, Boleh banget.
Makasih,
makasih banget. I LOVE YOU :-*
penampakan buku Mr.Bean dari Arab:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar