Semilir angin menusuk tulang, membius pagi dengan dingin yang
teramat sangat. Sang kodok yang tak punya gelar bangun dari tidur lelapnya.
Disebuah kerajaan kodok ini, sang kodok yang tak punya gelar
–sebut saja markodok- adalah kodok yang sangat miskin. Tapi dibalik
kemiskinannya, dia adalah kodok yang punya semangat hidup tinggi. Meski tak
punya harta, dia punya tekad hidup yang membara. Meski tak punya tahta, dia punya
impian dan cita-cita. Meski dia belum punya “wanita”, dia punya foto Melody,
Nabilah dan Haruka.
Apakah Markodok bisa kaya? Apakah dia bisa punya pendamping hidup? Siapakah Presiden ketiga Indonesia?
“wah udah pagi toh.
Bangun nih, kudu kerja. Aku kudu kaya !!!” Kata markodok penuh semangat, setelah melihat foto
Haruka.
Meski dia belum punya pendamping hidup, tapi markodok jatuh
cinta pada sang puteri raja, namanya Menik. Kodok juga sih. Menik adalah kodok
yang pintar, lulusan S3 UKT, Universitas Kodok Terbuka. Bahkan dia lulus cumlaude. Saking pintarnya, Menik pernah
ngerjain 40 soal matematika pilihan ganda hanya dalam waktu 5 menit !!! Usut
punya usut, dia beli kunci jawaban.
Cinta markodok pada Menik tak terbantahkan lagi. Menik adalah
primadona di kerajaan Benteng Takkasih. Puluhan bahkan ratusan pemuda kodok di
kerajaan itu mengagumi kecantikan dan pesona sang puteri raja tersebut.
Banyak dari pengagum Menik adalah kodok dengan kemampuan
yang, pokoknya hebat lah. Tapi ada 3 kodok yang kemampuannya bisa dibilang
saingan berat mendapatkan hati Menik. Ekodok, dia ahli beladiri dan bela
negara. Betakodok, dia ahli dalam berburu dan meramu. Hingga Sukodok, dia
juragan batu akik.
Bagaimana dengan Markodok? Apa yang dia punya? Dia Cuma punya
cinta yang membara. “aku akan menafkahimu
dengan cintaku.” gumam markodok ketika mengetahui lawan terberat
mendapatkan cinta Menik.
***
Ekodok, betakodok dan Sukodok cukup intens mendapatkan cinta
Menik. Ekodok, tiap ketemu Menik, dia selalu memamerkan ilmu beladirinya. “Heyaaaa, heyaaaaa, eyaaaaa. Waka waka e e e
“ teriak Ekodok sambil memaperkan jurus silat kepada Menik.
“Mas ekodok, boleh aja
sih pamer ilmu beladiri. Tapi itu mas, reslitingnya belum dinaikkan.” Kata Menik ketika mengetahui
resliting celana Ekodok terbuka. Mungkin ini gara-gara Ekodok saking semangat
pamer ilmu beladiri.
“wehehe, maap dik
Menik.”
Sejak kejadian itulah, Ekodok sedikit malu ketika bertemu
Menik. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Ekodok nggak pakai celana yang ada
reslitingnya, dia pakai celana training.
***
Betakodok, kodok yang punya kemampuan berburu dan meramu ini ternyata
juga punya kemampuan lain. Dia pandai menggombal. Bahkan dia sempat dijuluki
raja gombal di kerajaan Benteng Takkasih ini.
“Menik, jika kau jadi
Nobita, aku mau jadi Doraemon. Biar bisa selalu memberikan yang terbaik
untukmu.” Ungkap
betakodok dengan lantang.
“maaf mas, Menik dah
tidur. Ini saya, Ibunya Menik.” Jawab ibunya Menik.
“weladahah, maap bu.” Balas Betakodok dengan lirih.
“e tapi mas, aku mau
kok, jadi Nobita.”
Rasa malu menggelayuti pikiran Betakodok. “Wasemik, malah ketemu mbokne.”
***
Sukodok, kodok dengan kelebihan sebagai juragan akik ini
emang tak punya kemampuan menggombal sehebat Betakodok. Tapi soal kekayaan,
jangan tanya. Dia adalah kodok terkaya ke-2 di kerajaan Benteng Takkasih,
selain sang raja kerajaan Benteng Takkasih sendiri yang paling kaya.
Ngomong-ngomong soal batu akik, sekarang batu akik bener-bener jadi trending topik di hampir semua media. Mungkin besok bakal ada tagar #saveBatuAkik . Selain itu juga banyak orang-orang -bahkan anak muda- yang pakai batu akik. Tiap ketemu temen, pakai batu akik. Ketemu temen lagi, pakai batu akik. Ketemu aki-aki, dilempar batu sama temen. Kan kasiannn. Aneh aja sih hidup dijaman modern tapi pakai trend jaman dulu. Curiga, jangan-jangan anak muda jaman sekarang kalau ke café nggak pesen burger, tapi pesen rempah-rempah. Terus mereka lulus kuliah nggak langsung kerja, malah berburu dan meramu. Dan mereka kalau nikah nggak bangun rumah tangga, malah bangun Candi Borobudur.
“Dik Menik, kalau kamu
mau jadi istriku, aku akan memberikan 50% saham batu akikku padamu.” Ucap Sukodok pada Menik saat Menik
lagi mandi dikamar Mandi.
“byurr. Byurrr byurrrr” suara air terdengar cukup merdu.
“Eh ga jadi ding dik
Menik, 47,5 % aja ya, yang 2,5% di zakatin.” Kata Sukodok sambil ngelus-ngelus batu akik, sapa tau
keluar jin.
“mas Sukodok, dik Menik
mandi di sebelah sana. Ini saya, bapaknya.”
“maap juga pak, saya bukan Sukodok. Saya,
Wiranto yang menyamar.” Ngeles Sukodok pada bapaknya Menik.
Sukodok pun pergi. Dengan perasaan malu. “Bajigur ki, malah bapakne. Nyong isin.”
***
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, siang berganti
malam, malam berganti siang dan media massa berganti visi dari mencerdaskan
bangsa jadi mencari untung semata, ketiga kodok itu –Ekodok, Betakodok dan
Sukodok- bertemu dalam sebuah café.
“selamat siang, mau
pesan apa bapak?”
tanya waiters café.
“Es cappuccino cincau” Jawab Ekodok.
“Burger” jawab Betakodok.
“rempah-rempah” jawab Sukodok.
Waiters pun meninggalkan mereka sambil mencatat pesenan.
Ketiga kodok ini pun saling bercerita tentang rasa malunya karena gagal
mendapatkan hati Menik. Walaupun mereka punya satu tujuan, tapi mereka
berjanji, mereka akan mendapatkan hati Menik secara sportif. Deal.
***
Jauh di ujung kerajaan, Markodok masih berjuang demi kaya.
Banyak kodok-kodok yang bersimpati akan usaha Markodok jadi kaya. Ada yang
nyaranin ikut MLM, ngepet, sampai jualan batu akik online. Tentunya dia kulakan
di tempatnya Sukodok.
Markodok tak pernah nyerah. “Demi mendapatkan hati Menik, aku kudu kaya.” Perjuangan tak kenal
lelah Markodok dalam bekerja membuatnya banyak pengalaman. Walau dia tak punya
gelar formal, tapi dia belajar banyak dari pengalaman. Prinsip footer buku Sidu Experience is the best teacher benar-benar dia pegang dengan baik.
***
Menik yang sudah cukup umur untuk membangun rumah tangga,
membuat sang raja bertanya pada anaknya ini.
“dik, kamu kapan mau nikah?”
“dik, kamu kapan mau nikah?”
“pengennya secepatnya
pak”
“udah ada calon?”
“belum pak”
“resliting Betakodok
udah di naikin?”
“pak @#$%^&*”
Karena Menik udah pengen nikah tapi belum ada calon, maka
sang raja membuat sebuah sayembara kepada seluruh pemuda kodok di kerajaan
Benteng Takkasih. Barang siapa yang mampu mendapatkan batu akik yang motifnya
motif naga pink di tengah danau, di dapat mendekati sang putri. Perlu
diketahui, danau di kerajaan Benteng Takkasih adalah danau yang terkenal banyak
buayanya. Banyak kodok yang mati disana.
Berhubung sayembara cukup sulit, dari 123 kodok yang semula
ingin mendekati Menik, kini hanya tinggal 4 kodok yang berani mencari batu akik
motif naga pink di danau. Mereka adalah Markodok, Ekodok, Betakodok dan
Sukodok.
“Sungguh besar cinta
mereka untuk mendapatkan hatiku sampai-sampai mereka rela bertaruh nyawa demi
hatiku. Aku terharu”
ucap Menik ketika mengetahui keberanian mereka.
“lebay nduk” batin bapak dan ibunya Menik.
Markodok, Ekodok, Betakodok dan Sukodok memutar otak 180
derajat diputar melalui sumbu X untuk mencari cara mendapatkan batu akik
tersebut. Mereka gugling di internet, tanya sana sini, hingga tanya ke dukun,
tapi nggak ada jawaban. Ternyata mereka tanya ke dukun beranak.
Markodok pun merenung, apa yang harus dia perbuat untuk
memenangkan sayembara ini. Begitu juga dengan yang lain. Entah disengaja atau
tidak, mereka merenung di satu tempat yang sama, danau.
Tapi ada 1 kodok yang tak ikut merenung. Dia adalah Ekodok.
Ekodok malah sibuk berlatih beladiri. “ciatttt
iyaaaaaaa, eyaaaaa.”
Tiba-tiba Betakodok, -orang yang ahli berburu dan meramu
serta pandai menggombal- melihat sebuah batu kecil. “weladah, batu apa iki?” tanya Betakodok dalam hati.
Betakodok pun membawa batu tersebut kepada Sukodok, untuk
memastikan itu batu akik motif naga pink atau bukan. “weh bro, iki batu motif naga pink.” Jawab Sukodok.
“Tenane Su?” tanya Betakodok.
“Tenan bro, sana bawa
ke baginda raja. Congrats ya. Kamu menang.”
“Lah Su, kalau batu ini
tak bawa ke baginda raja, berarti cerita ini ntar endingnya cuma kaya gini?”
“wes gapapa.” Jawab Sukodok meyakinkan Betakodok.
Betakodok pun lari terbirit-birit membawa batu itu ke sang
raja. Raja pun ikut lari terbirit-birit, ke toilet, karena mules.
“Wahai baginda raja,
ini batunya” Sang
raja pun mengecek batu itu benar batu motif naga pink atau bukan.
“weh batu apa ini, kok
ada namanya?” tanya
sang raja.
“itu batu nisan !!!!” celetuk betakodok penuh kesal.
“baginda raja, batunya
yang ini. Maap salah” kata Betakodok sambil mengeluarkan batu akikm motif naga pink.
“Dilihat dari motifnya,
ini bener batu akik motif naga pink.”
“Jadi, saya yang berhak
mendekati dik Menik wahai baginda raja?”
“iya.”
Akhirnya Betakodok dapat ijin mendekati sang putri. Betakodok
pun menggombal pada Menik.
“Menik, namamu nggak
usah diganti ya. Tetep Menik aja.”
“lha kenapa mas Beta?”
“soalnya aku mau
Menik-kah denganmu.”
“eyaaa eyaaa eyaaaaaa” teriak Ekodok latian beladiri.
Dan sejak itulah Betakodok mulai dekat dengan Menik. Sukodok
berganti usaha di bidang MLM karena usaha batu akik hanya booming sementara.
Sedangkan Ekodok punya usaha jahit pakaian, mungkin dia masih trauma
reslitingnya kebuka. Bagaimana dengan Markodok? Dia jadi downline MLM-nya
Sukodok.
-TAMAT-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar