Alkisah di sebuah desa, hidup 2 semut yang saling jatuh
cinta. Semut pria sangat baik hatinya, berparas rupawan, nggak suka merokok dan
nggak suka boyband. Sedangkan semut wanita, dia istriable.
Tinggal di sebuah desa yang sama membuat mereka sering
bertemu. Deket lah kalau mau apel. Kedua semut ini sering menghabiskan waktu di
warung pojok.
Lalu apa yang terjadi selanjutnya? penasaran?
“kamu pesen apa yank?” tanya semut pria.
“ayam bakar aja deh” jawab semut wanita.
“minumnya?”
“frapucinno.”
Begitulah pesenan mereka tiap tanggal muda. Maklum, semut
pria adalah karyawan yang gajian tiap tanggal muda.
Beda kalau tanggal tua,
“kamu pesen apa yank?” tanya semut pria.
“ayam bakar aja deh” jawab semut wanita.
“ayam sama nasinya mau
dipisah apa enggak?”
tanya waiters.
“lha emang apa
bedanya?” tanya
semut wanita penuh tanda tanya.
“soalnya kalau nggak
dipisah, takutnya nanti nasinya dimakan ayam. Wkwkwkwk”
“please deh mbak
waiters, itu udah lawakan jadul.”jawab semut wanita penuh kesal.
“oh ya, minumnya apa?” tanya waiters lagi.
“es teh aja mbak” jawab semut pria.
Mereka nggak tau, disinilah awal permasalahan. Semut waiters
yang kebetulan jaga saat itu sedang menderita sakit pilek. Celakanya, semut
pria dalam kondisi nggak fit. Tiba-tiba (tiba-tiba biasanya ditulis tiba2, tapi
demi penulisan yang detail dan menambah jumlah karakter maka ditulis tiba-tiba)
tanpa ada angin ada hujan, semut pria ketularan waiters tadi. Dia sentrap-sentrup
(baca : pilek).
“Waduh yank, gara-gara
mimik es the aku jadi pilek” ucap semut pria, sambil sentrup-sentrup.
“eh teh keleusss, bukan
es the”
“maap yank, aku
ngomongnya pas mode auto correctku masih ON. Aku OFF in dulu deh”
Mata semut wanita mengkerut, otaknya penuh dengan tanda
tanya. Apakah iya gara-gara es teh bisa bikin pilek. Dia makin penasaran.
Begitu juga dengan penulis, dia penasaran, cerita selanjutnya mau gimana lagi.
Kebetulan penulis lagi pilek, gara-gara minum es teh.
“eh mana es the mu,
masa sih bikin pilek” pinta semut wanita ingin mencoba.
“es teh keleussss”
“slurutttt” begitulah kira-kira bunyi yang
keluar ketika semut wanita minum es teh pakai sedotan warna merah.
“uwiwuwiwuwiwuwiwuwiw” bunyi ambulans, yang lewat.
“ni aku dah minum es
teh mu, tapi nggak pilek” kata semut wanita pada pacarnya.
“eh bentar, kenapa aku
jadi pilek. Eh beneran, aku pilek.Aku pilek. Hore” kata semut wanita lagi. Dia girang
bukan kepalang. Rasa penasaran kenapa es teh bisa bikin pilek terbukti
kepadanya.
Pilek pun melanda kedua pasangan yang masih bergelantungan
cinta dan asmara di hati mereka masing-masing. Mereka pun jalan-jalan di taman
sambil sentrap-sentrup.
Tapi, sentrap-sentrup lama-lama bikin nggak nyaman. AKhirnya
mereka cari solusi.
“ke apotek aja yuk.
Cari obat” ajak
semut pria.
“minggu yank, apotek
tutup” jawab semut wanita.
“apa ke bidan samping
rumahku aja?”
“emang mau lairan????” jawab semut wanita penuh kesal.
Semut pria pun bingung. Pilek yang melanda bener-bener bikin
nggak nyaman. Padahal nanti malam semut pria ada acara karang taruna dengan
semut yang lain.
“haduh gimana nih,
pilek bener-bener nyebai tenan” gumam semut pria.
“Yank, ke dokter aja
yuk. Dokter disana itu bukak kok walau hari libur” ajak semut wanita.
Kedua semut pun berjalan menuju rumah dokter buat periksa.
“sore dok, saya mau
periksa nih” kata
semut pria pada sang dokter.
“saya tau mas, masnya
sakit pilek kan?” jawab
sang dokter.
“wah dokter sakti
banget !!!! “
“mesti gara-gara minum
es teh kan?” tanya
dokter lagi.
“wahhh dokter kok tau?
Hebat banget” jawab
semut pria penuh kekaguman.
“saya kan waiters yang
tadi mas”
“lho, dokter double job
jadi waiters juga to?”
***
Singkat cerita, kedua semut yang sedang berpacaran itu
berhasil mendapatkan obat pilek dari dokter. Mereka pun pulang. Dengan hati
senang, pikiranpun tenang, galau jadi hilang. Mereka berjalan lagi sambil
sentrap-sentrup.
Malam hari, semut pria pergi ke Karang Taruna di desanya.
“wah kenapa aku masih
pilek. Sentrupppp”
gumam semut pria sambil pilek.
“ah siallll. Obatku
ketinggalan dirumah ayank beb.”
Acara karang taruna pun dimulai. Suasana hari itu lagi
sumuk-sumuknya. Maka suguhan malam itu adalah es teh, biar maknyes. Semua semut
di karang taruna itu pun meminum es teh tadi. Seger lah suasana sumuk-sumuk
gitu minum es teh.
Dan yak, semua semut di ruangan tersebut (tersebut biasanya
disingkat tsb, red) mendadak jadi pilek.
“wah gara-gara es teh
ini, kita semua pilek” celetuk semut ketua karang taruna.
Semut pria pergi mengambil obat. Semut se-karang
taruna yang masih pilek pun berencana pergi juga buat nyari obat pilek. Mereka
melihat obat pilek tergeletak di atas meja. Tapi,,,,,,,
Tiba-tiba seorang manusia memberikan kapur bagus di sekitar
meja. Artinya, semut nggak bisa ngambil obat tsb (tersebut, red). Sakit pilek
semua semut tadi makin parah. Dan akhirnya, meninggal.
Semut pria yang lari ngambil obat pilek dirumah pacarnya
selamat. Dia nggak pilek lagi. Mereka pun menikah, dan punya anak.
Mereka berpesan pada sang anak, jangan minum es, biar nggak
pilek. Pesan ortu ini benar-benar dipegang anaknya.
NB:
Demi menghargai kisah ini, penulis membuat footer “jangan minum es, biar nggak pilek” di
buku nya “Mr.bean dari Arab”.
Klik nganu untuk melihat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar