laman atas

Selasa, 24 Maret 2015

Awal Mula Mitos Jangan Minum Es, Biar Nggak Pilek



Alkisah di sebuah desa, hidup 2 semut yang saling jatuh cinta. Semut pria sangat baik hatinya, berparas rupawan, nggak suka merokok dan nggak suka boyband. Sedangkan semut wanita, dia istriable.
Tinggal di sebuah desa yang sama membuat mereka sering bertemu. Deket lah kalau mau apel. Kedua semut ini sering menghabiskan waktu di warung pojok.

Lalu apa yang terjadi selanjutnya? penasaran?

“kamu pesen apa yank?” tanya semut pria.
“ayam bakar aja deh” jawab semut wanita.
“minumnya?”
“frapucinno.”

Begitulah pesenan mereka tiap tanggal muda. Maklum, semut pria adalah karyawan yang gajian tiap tanggal muda.
Beda kalau tanggal tua,
“kamu pesen apa yank?” tanya semut pria.
“ayam bakar aja deh” jawab semut wanita.
“ayam sama nasinya mau dipisah apa enggak?” tanya waiters.
“lha emang apa bedanya?” tanya semut wanita penuh tanda tanya.
“soalnya kalau nggak dipisah, takutnya nanti nasinya dimakan ayam. Wkwkwkwk”
“please deh mbak waiters, itu udah lawakan jadul.”jawab semut wanita penuh kesal.
“oh ya, minumnya apa?” tanya waiters lagi.
“es teh aja mbak” jawab semut pria.

Mereka nggak tau, disinilah awal permasalahan. Semut waiters yang kebetulan jaga saat itu sedang menderita sakit pilek. Celakanya, semut pria dalam kondisi nggak fit. Tiba-tiba (tiba-tiba biasanya ditulis tiba2, tapi demi penulisan yang detail dan menambah jumlah karakter maka ditulis tiba-tiba) tanpa ada angin ada hujan, semut pria ketularan waiters tadi. Dia sentrap-sentrup (baca : pilek).

“Waduh yank, gara-gara mimik es the aku jadi pilek” ucap semut pria, sambil sentrup-sentrup.
“eh teh keleusss, bukan es the”
“maap yank, aku ngomongnya pas mode auto correctku masih ON. Aku OFF in dulu deh”

Mata semut wanita mengkerut, otaknya penuh dengan tanda tanya. Apakah iya gara-gara es teh bisa bikin pilek. Dia makin penasaran. Begitu juga dengan penulis, dia penasaran, cerita selanjutnya mau gimana lagi. Kebetulan penulis lagi pilek, gara-gara minum es teh.

“eh mana es the mu, masa sih bikin pilek” pinta semut wanita ingin mencoba.
“es teh keleussss”
“slurutttt” begitulah kira-kira bunyi yang keluar ketika semut wanita minum es teh pakai sedotan warna merah.
“uwiwuwiwuwiwuwiwuwiw” bunyi ambulans, yang lewat.
“ni aku dah minum es teh mu, tapi nggak pilek” kata semut wanita pada pacarnya.
“eh bentar, kenapa aku jadi pilek. Eh beneran, aku pilek.Aku pilek. Hore” kata semut wanita lagi. Dia girang bukan kepalang. Rasa penasaran kenapa es teh bisa bikin pilek terbukti kepadanya.

Pilek pun melanda kedua pasangan yang masih bergelantungan cinta dan asmara di hati mereka masing-masing. Mereka pun jalan-jalan di taman sambil sentrap-sentrup.

Tapi, sentrap-sentrup lama-lama bikin nggak nyaman. AKhirnya mereka cari solusi.
“ke apotek aja yuk. Cari obat” ajak semut pria.
“minggu yank, apotek tutup” jawab semut wanita.
“apa ke bidan samping rumahku aja?”
“emang mau lairan????” jawab semut wanita penuh kesal.

Semut pria pun bingung. Pilek yang melanda bener-bener bikin nggak nyaman. Padahal nanti malam semut pria ada acara karang taruna dengan semut yang lain.
“haduh gimana nih, pilek bener-bener nyebai tenan” gumam semut pria.
“Yank, ke dokter aja yuk. Dokter disana itu bukak kok walau hari libur” ajak semut wanita.

Kedua semut pun berjalan menuju rumah dokter buat periksa.
“sore dok, saya mau periksa nih” kata semut pria pada sang dokter.
“saya tau mas, masnya sakit pilek kan?” jawab sang dokter.
“wah dokter sakti banget !!!! “
“mesti gara-gara minum es teh kan?” tanya dokter lagi.
“wahhh dokter kok tau? Hebat banget” jawab semut pria penuh kekaguman.
“saya kan waiters yang tadi mas”
“lho, dokter double job jadi waiters juga to?”

***
Singkat cerita, kedua semut yang sedang berpacaran itu berhasil mendapatkan obat pilek dari dokter. Mereka pun pulang. Dengan hati senang, pikiranpun tenang, galau jadi hilang. Mereka berjalan lagi sambil sentrap-sentrup.

Malam hari, semut pria pergi ke Karang Taruna di desanya.
“wah kenapa aku masih pilek. Sentrupppp” gumam semut pria sambil pilek.
“ah siallll. Obatku ketinggalan dirumah ayank beb.”

Acara karang taruna pun dimulai. Suasana hari itu lagi sumuk-sumuknya. Maka suguhan malam itu adalah es teh, biar maknyes. Semua semut di karang taruna itu pun meminum es teh tadi. Seger lah suasana sumuk-sumuk gitu minum es teh.

Dan yak, semua semut di ruangan tersebut (tersebut biasanya disingkat tsb, red) mendadak jadi pilek.
“wah gara-gara es teh ini, kita semua pilek” celetuk semut ketua karang taruna.
Semut pria pergi mengambil obat. Semut se-karang taruna yang masih pilek pun berencana pergi juga buat nyari obat pilek. Mereka melihat obat pilek tergeletak di atas meja. Tapi,,,,,,,

Tiba-tiba seorang manusia memberikan kapur bagus di sekitar meja. Artinya, semut nggak bisa ngambil obat tsb (tersebut, red). Sakit pilek semua semut tadi makin parah. Dan akhirnya, meninggal.

Semut pria yang lari ngambil obat pilek dirumah pacarnya selamat. Dia nggak pilek lagi. Mereka pun menikah, dan punya anak.

Mereka berpesan pada sang anak, jangan minum es, biar nggak pilek. Pesan ortu ini benar-benar dipegang anaknya.

NB:
Demi menghargai kisah ini, penulis membuat footer “jangan minum es, biar nggak pilek” di buku nya “Mr.bean dari Arab”.

Klik nganu untuk melihat
jangan minum es, biar nggak pilek terpampang di footer buku Mr.Bean dari Arab (abaikan tangan yang ada kiteknya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar